Tuhan sepertinya sedang marah besar. Terlihat dari matahari saat ini. 'Neraka bocor',kata-Nya
Tapi Tuhan juga sering menangis. Terlihat dari bulir air hujan yang turun entar dari nirwana sebelah mana. Lari berlomba menyentuh tanah.
Tuhan juga jago bersiul. Coba dengar bisikan angin. Atau coba lihat lambaian dedaunan. Merdu bukan?
Dan Tuhan juga bisa marah. Dengar suara seperti rocker itu, Dia bernyanyi melalui petir? Entah jenis rock macam apa, akupun tak tahu
Dan Tuhan juga bisa galau. Walaupun umurnya tak (hanya) belasan lagi, tapi coba lihat awan mendung! Siapa lagi pemiliknya kalau bukan Dia?
Tuhan itu baik. Diciptakannya semua rasa, agar kitapun merasa. Yang disebut perasaan.
Tapi satu hal yang pasti, Dia pasti sedang berbahagia waktu menciptamu. Terlihat dari rupamu. Sempurna.
Bunda dari TV sebelah mengatakan kesempurnaan milik yg di atas. Dia benar. Kau menempati kepalaku. Bagian teratas dr struktur tubuhku.
Mungkin Tuhan sedang kesal waktu mencipta hatiku. Buktinya keras. Maka diciptanya kau untuk mencairkan. Agar seimbang, kata-Nya.
Menciptamu bukan dari tulang kepalaku agar bisa lebih berkuasa atas aku. Atau dari tulang kakiku agar kau bisa aku kuasai.
Tapi menciptamu dari tulang rusukku, organ terdekat dari hatiku. Agar kita sejajar. Saling menyeimbangkan. Baik atas nama hidup maupun cinta
Tp aku bingung, apakah tulang rusuk tiap orang beda? Makanya ku ambil penggaris. Mengukurnya, lalu mencari orang dgn ukuran yg sama.
Itu bisa jadi kau. Coba buka hatimu biar kuselami, sampai kutemukan tulang rusuk itu dan mengukurnya. Berserah dalam nama proses.
Semoga hal yang dinamakan proses itu cepat datang. Sebelum tulang ku jadi keropos dan tulang kering berubah jadi basah.
No comments:
Post a Comment