Seperti ingin membelah diri.
Menyelesaikan tugas masa lalu serta mencari tahu masa yang akan datang.
Seperti ingin membelah hati.
Yang satu untuk mengobati yang lain. Alasan lain kenapa saya ingin membelah hati:
Tak perlu takut untuk jatuh. Karena yang satu akan mengingatkan yang lain.
Saya pun ingin membelah pikiran.
Bagai ranting bercabang yang ditiup angin maka terbang. Mengayunkan namamu seorang.
Atau ada yang tau bagaimana cara memperbanyak mata?
Dua rasanya kurang. Terbuai paras berbalut kecantikan. Sayang untuk dilewatkan.
Begitupun dengan telinga. Tak cukup dua.
Masih banyak partitur nada dari surga yang belum dimainkan. Menunggumu bersuara.
Apalagi bibir yang hanya satu? Tebalnya kamus masih menyimpan kata. Belum semua terucap rata. Satu yang sering, yakni kata cinta.
Terus kenapa kaki hanya dua? Sementara jarak berjuta?
Haruskah berpacu pada waktu agar ujung semesta dapat tersentuh?
Membelah tangan. Diperbanyak menjadi empat.
Menyentuh langit dengan cepat, tepat. Dimana mimpi terbentang hebat.
Jutaan sel. Ribuan saraf. Dikalian menjadi dua. Bertemu di nadi.
Berjalan bersama mengelilingi sendi. Menanti hari ini
Tapi tolong jangan paksa aku membelah atau memperbanyak cinta.
Karena kita. --Aku. Kamu. Hanya satu.
Menyelesaikan tugas masa lalu serta mencari tahu masa yang akan datang.
Seperti ingin membelah hati.
Yang satu untuk mengobati yang lain. Alasan lain kenapa saya ingin membelah hati:
Tak perlu takut untuk jatuh. Karena yang satu akan mengingatkan yang lain.
Saya pun ingin membelah pikiran.
Bagai ranting bercabang yang ditiup angin maka terbang. Mengayunkan namamu seorang.
Atau ada yang tau bagaimana cara memperbanyak mata?
Dua rasanya kurang. Terbuai paras berbalut kecantikan. Sayang untuk dilewatkan.
Begitupun dengan telinga. Tak cukup dua.
Masih banyak partitur nada dari surga yang belum dimainkan. Menunggumu bersuara.
Apalagi bibir yang hanya satu? Tebalnya kamus masih menyimpan kata. Belum semua terucap rata. Satu yang sering, yakni kata cinta.
Terus kenapa kaki hanya dua? Sementara jarak berjuta?
Haruskah berpacu pada waktu agar ujung semesta dapat tersentuh?
Membelah tangan. Diperbanyak menjadi empat.
Menyentuh langit dengan cepat, tepat. Dimana mimpi terbentang hebat.
Jutaan sel. Ribuan saraf. Dikalian menjadi dua. Bertemu di nadi.
Berjalan bersama mengelilingi sendi. Menanti hari ini
Tapi tolong jangan paksa aku membelah atau memperbanyak cinta.
Karena kita. --Aku. Kamu. Hanya satu.
No comments:
Post a Comment