Tuesday, November 23

Bermain Bersama Matahari: Tentang Semangat

Tuesday, November 23
Kemana matahari pagi ini? Lupakah dia harus membawakan sarapan untukku? Secangkir harapan serta semangkuk semangat hangat?

Tak tampak sejumput senyum cerah yang terbit dari ufuk timur! Kemana dia? Adakah kalian melihatnya bersembunyi dimana?

Di balik jendela dia tak tampak. Di belakang rumah pun juga. Apa mungkin dia masih tertidur lelap? Sebentar, coba ku periksa ranjangnya.

Hasilnya pun nihil. Entah kemana lagi harus mencarinya? Tapi tunggu sebentar. Seperti ada suara dari dalam kosong di sebelah!

Kubuka pintu perlahan. Nyaris tak ada suara. Gelap. 'Lalu suara apa itu tadi?' bisikku dalam hati. Aku berusaha memicingkan mata.

'Harusnya aku yang menunggu! Mana sarapanku?' volume suaraku mulai menaik. 'Tenang, tak perlu bernada keras. Volume lembut pun aku dengar!'.

'Mana mungkin aku bisa membawakan sarapan apa itu tadi kau bilang? SEMANGAT? Kalau kau tak menemukan aku?' jawab matahari tenang.

'Kuncinya ada padamu. Kalau kau cari, kau pasti dapat!' lanjutnya.

'Benar juga!' pikirku dalam hati. Lagipula sampai kapan mengandalkan matahari membuatkan sarapanku?

Aku harus bisa meracik semangkuk semangat hangat untuk diriku sendiri!

Selalu menyenangkan memang berbicara dengan matahari. Walaupun kini mulai jarang! 'Terimakasih' sahutku. 'Hanya terimakasih?' jawabnya.

'Lantas?' tanyaku sambil mengernyitkan mata. 'Ganti kau sekarang yang buatkan sarapan! Ya, untuk aku!' sahutnya setengah memerintah.

'Kau pikir enak terkurung di ruang hatimu yang gelap dan lama tak terurus ini?' lanjutnya. 'SIAAALLL!'. Dan kami tertawa bersama.


No comments:

DRIVO JANSEN © 2014