Wednesday, November 23

Oleh-oleh dari Wordisme

Wednesday, November 23
Dan semuanya berawal dari e-mail balasan diatas.

Kesempatan itu datang juga. Ya, workshop menulis pertama saya. Gak pernah membayangkan sebelumnya akan mengikuti coaching menulis oleh penulis handal macam Alberthiene Endah, Djenar Maesa Ayu, Clara Ng, Raditya Dika, Ollie Salsabeela, dan lain-lain.
Banyak sekali ilmu yang didapat. Dan semua pembicara kompeten di bidangnya.
Ada Petty Fatima dan Reda Gaudiamo yang jadi pembicara untuk Pelatihan Jurnalisme Pop yang kasih tahu tips-tips menulis untuk majalah. Tahu dulu specialty menulis kita di bidang apa, lalu cari tahu gaya penulisan majalahnya kalau kita mau jadi kontributor.
Gara-gara mereka, saya jadi menyesal, seharusnya mengambil jurnalisme sebagai major di kuliah, bukan nyasar dan merana di jurusan pajak seperti sekarang. Yabaiklah, malah curhat! Life goes on, anyway!
Dan Mbak Reda Gaudiamo itu menyenangkan. Santai (baca: kocak) tapi berisi.
Terus ada Mbak Alberthiene Endah yang memberikan pelatihan untuk menulis biografi. Akhirnya ketemu juga, biasanya cuma lihat di timeline dalam bentuk 140 karakter.
Alberthiene Endah mengajak kita menulis untuk menggali hati. Karena bukan peristiwa bagian penting dari bagian hidup seseorang, melainkan emosi.
Ada Ollie Salsabeela dan Raditya Dika yang juga mengajak kita meraih sukses lewat blog. Dan terbukti mereka sudah banyak sekali mendapat kesempatan-kesempatan yang menyenangkan hanya berbekal blog. Ini sesi yang paling seru. Berasa nonton Stand-Up Comedy. Udah bergeser gw rasa otaknya si Raditya Dika ini. Asli kocak!
Lebih baik menulis satu halaman jelek daripada nol halaman kosong. Dan dalam menulis blog, lo gak perlu jadi yang lebih baik, lo cuma perlu jadi berbeda.
Ada juga Mbak Djenar Maesa Ayu dan Clara Ng, juga para editor handal macam Hetih Rusli dan Windy Ariestanty yang ngajarin cara menulis fiksi.
Menulis fiksi memang menggunakan hati dan perasaan, tapi jangan lupa juga teknik menulis -macam plot, setting, karakter tokoh dan lainnya.
Dan saya selalu kagum sama Djenar Maesa Ayu. Orangnya santai, cenderung rock and roll malah. Dan selalu penasaran, kira-kira apa ya isi otaknya. She's living life to the fullest!
Lalu ada juga Salman Aristo, Aditya Gumay dan Alexander Thian yang memberikan pelatihan tentang menulis skenario. Tapi saya cukup sedih tidak bisa mengikuti sesi ini karena harus pulang duluan karena masih ada acara berikutnya di Cibubur. Tapi saya yakin, ilmu yang diberikan pasti sangat berguna.
Ah, padahal pengen banget dapet ilmu dari Salman Aristo.
Workshop menulis yang sangat menyenangkan. Salut kepada Alberthiene Endah dan Ollie Salsabeela yang udah menjadi penggagas acara ini. Juga kepada semua panitia (@monstreza, @gembrit, @dll, @dkk).
Dimulai dari mendengar, membaca, berbicara dan terakhir menulis. Ya, tingkat yang paling sulit di antara semuanya.
Mungkin bagi saya menulis adalah takdir. Ini bukan sebuah kegiatan, tapi kebutuhan.
Bukan pula sekedar mimpi. Tapi juga mengalir dalam darah, berwujud huruf dan tanda baca.

Yes, Word. Is. Me!

No comments:

DRIVO JANSEN © 2014