Sunday, September 30

Sunday, September 30

"Sometimes less expectation 
leads to a merrier life."

Thursday, September 20

Konser Edan: 17 Tahun Glenn Fredly

Thursday, September 20
17 tahun Glenn Fredly berkiprah di ranah musik tanah air. Dan dibuatlah konser tunggal bertema: 'CINTA BETA'.

Udah banyak banget hastag #17TahunGlenn yang berkeliaran di timeline sejak beberapa minggu sebelum pagelaran konser. Tadinya gak kepikiran buat nonton, soalnya emang sadar diri, mahasiswa pengangguran gini, entah duit darimana mau beli tiketnya. Padahal sih kalau ditanya mau atau enggak, gak usah pake mikir, pasti bakal jawab mau banget.

Sebagai remaja era tahun 2000-an, yang akrab dengan lagu-lagunya Glenn Fredly, ingat banget waktu lagu-lagu di album 'Selamat Pagi, Dunia' melejit. Hampir semua lagu jadi single hits. Anthem dari lagu-lagu galau saat itu. Ibaratnya kalau sekarang mungkin macam lagu 'Somebody Like You'-nya Adele. Yang bisa sampai berapa kali diputerin di radio saking hits-nya.

Beberapa hari sebelum konsernya, tiba-tiba muncul link video-nya Glenn Fredly ngebawain lagu Jakarta pas di PRJ 2012 kemaren. Berawal dari situ, akhirnya malah lanjut nyari video-video live performance-nya Glenn Fredly di Youtube. Dari satu video ke video lain.

Sumpah, semuanya keren abis. Pas nonton videonya di Youtube, yang ada diotak cuma: nonton live performance-nya di youtube aja udah merinding disko, apalagi kalo lihat langsung dan live ya? Dan Dan niat itu pun muncul. Niat untuk nonton plus nyari kuis yang hadianya tiket nonton langsung membuncah, sodara-sodara.

Alhamdulilah, membuahkan hasil! DAPAT TIKET GRATIS BUAT NONTON KONSERNYA GLENN FREDLY! AAAAKKK!


long story short.

Hari Minggu, 2 September 2012.

Dengan modal nekat nonton konser sendiri --Iya, udah. Gak usah nanya kenapa nontonnya sendiri. Akhirnya gue nyampe di Istora Senayan, disambut antrian panjang untuk masuk ke venue. Yasalam!

Begitu masuk di Tribun B, Istora Senayan, langsung ada screen gede di samping kanan-kiri panggung, countdown timer buat konser Glenn Fredly yang direncanakan mulai jam 8 malam.

Dan konsernya tepat waktu. Jam 8 teng, konser langsung dibuka sama stand-up comedy-nya Pandji Pragiwaksono. Asli kocak parah. Cukup berhasil bikin rahang pegel. Dan setelah selesai, Pandji ngajak kita semua yang ada di dalam Istora Senayan buat nyanyi Indonesia Raya, sebelum memulai Konser.

Emang sih pengalaman gue nonton konser masih minim, tapi baru kali ini ada konser yang dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya oleh seluruh penonton konser. Merinding.

Abis itu baru muncullah Glenn Fredly membawakan lagu-lagunya. Dan seisi Istora Senayan pun mulai riuh-redam. Banyak banget lagu yang dibawain, mulai dari Happy Sunday, Pantai Cinta, Tega, Terserah, Januari, Sekali Ini Saja, dan masih banyak lagi.

Merinding? Udah pasti.

Karaoke berjamaah? Apalagi.

Gak usah ditanya gimana perasaannya nonton konser 17 tahun-nya Glenn Fredly. Judulnya mah cuma satu: EDAN!

Eittss, belom cuma sampai disitu aja.

Bintang Tamu yang nemenin Glenn Fredly nyanyi-nyanyi di panggung juga dahsyat semua, as in hebat ya, bukan musisi kacangan yang biasa tampil di acara musik yang disebut barusan.

Mulai dari Sandy Sandoro, Endah & Rhesa, Pasto Reunion, Ivan Saba, Indra Lesmana, dan yang paling gokil Tompi. Asli, waktu Glenn dan Tompi ngebawain lagu Hikayat Cinta diiringi musik rebana ala-ala Aceh, seisi Istora Senayan langsung jejogedan. Parah.

Yang paling pecah waktu Tompi sambil improvisasi pake suara khasnya yang meliuk-liuk itu ngomong sambil nyanyi, "Walaupun aku bukan Dewi yang suka menyandera!" HAHAHAHASYEM! Gokil parah, seisi Istora Senayang langsung ngakak. Glenn Fredly-nya juga ikutan sambil senyum-senyum kecut.

Dan bukan Glenn Fredly namanya kalau tidak membawa suara-suara minoritas dari saudara-saudara kita di Indonesia bagian timur. Ya, konsernya kali ini bukan cuma sekedar memperingati kiprah karirnya yang udah 17 tahun, tapi juga ada beberapa lagu yang dengan tema sosial yang dibawa. Ada beberapa lagu macam Beta Maluku, Di Timur Jakarta, Suara Kemiskinan, dan banyak lagi

Ada paduan suara anak-anak yang jadi backing vocalnya, ada keindahan alam Indonesia Timur yang ditampilkan dalam bentuk slide foto.

Glenn Fredly sempet nangis di moment ini.

Dan Istora Senayan langsung hening. Ini lebih sedih dari part-part lagu galaunya.

Gak kerasa, hampir empat jam Glenn Fredly udah berdiri di atas panggung, menyuguhkan hiburan musik yang berkualitas. Dan ini gimmick yang paling kocak sekaligus paling seru. Begitu Glenn Fredly masuk ke backstage dan semua lampu mati, sontak satu Istora Senayan, langsung teriak 'WE WANT MORE', belum ada yang rela pulang kayaknya. Eh tapi, malah disambut sama tulisan di depan panggung: 'YOU WANT MORE? SCREAM LOUDER!'. Dan makin menjadi-jadilah semua.

Glenn Fredly keluar lagi sodara-sodara. Nyanyi beberapa lagu lagi, akustikan. Cukup Sudah, Nyali Terakhir dan Akhir Cerita Cinta. Glenn Fredly juga bawain Malaikat Juga Tahu-nya Mbak Dee Lestari, yang katanya bakal dia nyanyiin buat soundtrack film Rectoverso. Asli keren.

Dan selesai sudah ibadah KKR (Kebaktian Kegalauan Rohani) di Istora Senayan malam itu.

Tapi belom sampai disitu aja, karena ternyata Glenn Fredly masih nyanyi di panggung luar Istora Senayan. Didedikasikan sambil nganterin penonton yang udah nonton konser pulang, katanya.

Saya sih udah gak nonton lagi kalo panggung yang di luar. Udah jam 12 lewat kalo gak salah.

Tapi dari jauh masih denger Glenn Fredly nyanyiin You're My Everything dan yang lainnya. Gak banyak sih kayaknya lagu yang dinyanyiin di luar.

Well. overall, seneng banget bisa nonton konser dengan kualitas musik yang edan kayak gini. Bukan cuma menikmati musik, tapi juga self-awareness yang dibangun tentang saudara-saudara kita yang di Indonesia bagian timur sana.

Bisa kebayang gak, konser edan kayak gini, gak ada sponsornya sama sekali? Semuanya independent! Kudos to Glenn Fredly! (And the promoter also the crew!)

Dan buat gue pribadi, Glenn Fredly masih jadi vokalis pria terbaik yang dimiliki oleh Indonesia sampai saat ini.

Terimakasih untuk dedikasi musik yang berkualitas, Glenn Fredly.

Terimakasih untuk tiket gratisnya, @Stellar_INA.






Ketika 'Perahu Kertas' Berlayar di Bioskop

Dan akhirnya film Perahu Kertas, adaptasi dari salah satu novel best-seller karya Mbak Dewi 'Dee' Lestari dengan judul yang sama, tayang juga.

Kamis, 16 Agustus 2012, Film ini tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia. Dan kebetulan juga ada book-signing plus meet and greet bareng Mbak Dee dan cast film Perahu Kertas di Gramedia Matraman. Enggak tahu kenapa, tapi hari ini rasanya excited banget.

Setelah baca novelnya sekitar tahun 2009 yang lalu, yang ada di kepala hari ini cuma, "Pokoknya harus nonton film ini! HARUS! Terus abis itu ke Gramedia Matraman buat ketemu Mbak Dee dan minta tanda tangan!'.





Dan jadilah demikian. It was a total fun! The movie was good and yes am finally met Dewi Lestari in person. YEAY!

Setuju dengan yang di bilang sama Mbak Dee waktu meet and greet kemaren, kalo kita gak bisa secara langsung membandingkan buku dan film-nya karena ini dua media yang berbeda.

Bisa dibayangin kalo filmnya sesuai dengan detil bukunya, mungkin pas keluar dari bioskop, saya bakal sambil gandeng tangan anak kecil, yang tak lain dan tak bukan adalah anak saya sendiri. Emang calon ibunya udah ada, Driv? Ya karena itu tadi, durasi mungkin akan sangat lama.

Kalo soal bukunya? Udah jelas, keren banget. Versi lebih sederhana dari seorang Dewi Lestari, yang biasanya tulisan beliau ini agak berat, tapi di buku ini cukup ringan. Khas anak muda, namun tetap bukan drama-drama cheesy percintaan.

Nah kalo filmnya?

Suka banget sama skenarionya. Mungkin karena yang nulis script-nya Mbak Dee sendiri juga, jadi bahasa yang digunakan pun bahasa buku. Dan dia semacam udah tau tiap-tiap karakter mau dibawa kemana, jadi pas aja gitu skenarionya.

Dan soundtrack-nya enak banget. Maudy Ayunda ini suaranya teduh banget ya.

Ya, walaupun plotnya agak terburu-buru sih ya. Tapi masuk akal sih, gak bakalan kelar film-nya sampai tahun depan, kalau detail alur disesuaikan dengan yang dibuku.

Cuma ada adegan yang gak cukup masuk akal yang harusnya gak usah ada di film ini. Misalnya, pas Kugy bikin sign radar Neptunus waktu lagi meeting di kantor sama Remi. Agak lebay gak sih, pas lagi hectic-hecticnya meeting gitu tiba-tiba lo bikin sign kayak gitu? Dalam kehidupan sehari-hari mungkin bukannya lo terlihat unyu, yang ada lo langsung disuruh keluar dari ruang meeting sama bos lo saat itu juga. Or worst, mungkin akan dipecat.

Overall sih, film ini sangat menghibur. Ditengah-tengah genre film horor berbalut porno yang lagi marak di bioskop tanah air, setidaknya ada tiupan angin segar dengan beredarnya film ini. 

Apalagi bagi mereka-mereka yang sudah baca bukunya dan memang sudah menunggu sekali filmnya.

Ibaratnya Perahu Kertas ini agama, saya pasti udah jadi haji yang mabrur. Baca bukunya udah, Nonton filmnya udah. Ketemu, foto bareng dan dapat tanda tangan penulis bukunya juga udah.

YEAY!



DRIVO JANSEN © 2014