Sunday, May 14

Things Why I Wouldn’t Go Back Again To Phuket.

Sunday, May 14
Kalo ke Thailand, belom lengkap katanya kalo belom datang ke Phuket. Ibarat Inul tanpa goyang atau sayur tanpa garam atau aku tanpamu –*dicekek*. Maka jadilah mampir ke Phuket, setelah dari Georgetown kemaren. Nah, tapi ya kalo orang biasanya pada happy-happy di Phuket, gue malah kzl se-kzl-kzl-nya.


1. DO NOT GO TO PHUKET AROUND SEPTEMBER. I REPEAT, DO NOT GO! 

Jadi ceritanya trip kemaren perginya pas bulan September –IYA TAU, INI UDAH TELAT BANGET POSTINGNYA! *brb bersih-bersih sarang laba-laba di halaman blog*, Ide awalnya memang sengaja beli tiket pergi ke Georgetown dan pulangnya dari Bangkok. Ya, sekalian nyobain overland trip dari Malaysia ke Thailand, makanya mampir ke Phuket. It was totally fine when in Georgetown –the weather and everything. Tapi begitu nyampe Phuket semuanya berubah Sad smile Jadi katanya memang bulan September itu insentitas hujan lagi tinggi-tingginya di Phuket, (coba baca ini deh!) Makanya pas nyampe disana, langitnya mendung aja dong. Dan mendungnya bukan cuma mendung yang sebentar doang, SEHARIAN AJA DONG ITU MENDUNG KAGAK KELAR-KELAR. Udah mana bukan cuma hari itu aja, tapi besoknya juga. Kadang hujan, kadang enggak, suka-suka tuh hujan aja deh gimana dia ngatur hidupnya. *geregetan* Akhirnya, dengan terpaksa memutuskan untuk membatalkan paket trip ke Phi-phi Island. Ya mau gimana lagi, daripada nanti nyampe sana malah mendung atau hujan, terus gak ngapa-ngapain. Yang ada malah rugi, ya kan. *menghela napas panjang*

2. BELAJARLAH BAHASA TUBUH ATAU BAHASA KALBU, UNLESS LO BISA BAHASA THAILAND! 

Ada pengalaman yang nyebelin banget yang yang gue alamin pas di Thailand. Kebetulan waktu mau ke Phuket, ngambil bis yang paling malam dari Hatyai. Ceritanya biar nyampenya pagi, jadi gak perlu keluar budget lagi buat biaya nginep. Ya, namanya juga calon mantunya ini backpacker, Om, Tante. Sampailah pagi-pagi subuh di terminal bis Phuket. Tidur-tidur ayam sebentar sampai matahari agak nongol baru keluar dari terminal. Kebetulan ketemu tuk-tuk dan berbekal rasa penasaran, akhirnya berani buka suara buat nawar. 

*sebut saja oknum A itu saya dan oknum B itu abang-abang tuk-tuk-nya. 

A: (nunjukin peta Phuket) I wanna go to the Patong Beach area. How much?
B: *dia berbisik-bisik ke temennya sambil nunjukkin peta Phuket yang tadi terus balik lagi ke gue* FIFTY! (sambil nunjukin jarinya membentuk angka lima)
A: Oh, FIFTY? (gue mempertegas lagi dengan nunjukin jari membentuk angka lima dan nol)
B: (Dia menggangguk) A: Okay!


Akhirnya gue naiklah tuk-tuk untuk pertama kalinya dengan senyum sumringah. Dan kebetulan ngelewatin hostel tempat gue nginep, pas di depannya. Jadi sampailah gue dengan selamat sentausa di tempat tujuan, hadirin dan hadirat. 

Bahagia? Ohtentu. 

Gak perlu keliling-keliling lagi nyari alamat hostel, itu yang ada di pikiran saya. Akhirnya gue keluarin selembar uang lima puluh baht, terus kasih ke dia. Dan ternyata, JENG! JENG! JENG! 

B: No, no, no! (Dia ngembaliin duit selembaran lima-puluh baht yang gue kasih tadi) 
A: Hah? (Gue mulai bingung) 
B: No, no, no! NO FIFTY! FIVE HUNDRED! 
A: WHAT? –(And seriously I was like WHAT THE FUCK!) But you told me before it was fifty? B: No, no, no! FIVE HUNDRED! (Dia keukeuh!) 

YA TAPI KAN PAK, WALAUPUN BAHASA INGGRIS SAYA GAK JAGO-JAGO AMAT KUPING SAYA MASIH BISA BEDAAN MANA FIFTY DAN FIVE-FREAKING-HUNDRED! BAPAK TADI GAK ADA KATA-KATA HUNDRED-NYA! 

Tapi akhirnya gue juga udah males debat, jadi ya melayanglah itu lima ratus baht. 

4. PHUKET IS SO OVERPRICED. 

Enggak ngerti ini cuma perasaan gue doang apa gimana, –IYA, CAPRICORN EMANG ANAKNYA BAPER-AN! APA LO! APA LO!, tapi menurut gue ya Phuket ini a bit overpriced. Mulai dari makananan sampe apapun, semuanya kayaknya jatohnya mahal. Kalo di Bangkok, makan nasi goreng 30 baht aja porsinya udah banyak dan bikin kenyang, di Phuket mah boro-boro. Nasi goreng 100 baht rasanya flat aja gitu. Mungkin karena di Phuket ini kebanyakan yang dateng bule-bule Yurep sama Amerika kali ya, jadi mereka pikir duitnya pasti banyak. Nah, apa kabar backpacker kere dari Indonesia macam gue gini? 

*nangis di mesin ATM*

5. MINIM TRANSPORTASI. 

Ini juga rada bikin keki kalo lagi jalan-jalan di Phuket. Yes, transportasi. Memang sih ada beberapa jenis transportasi disana: bis umum, tuk-tuk dan taksi. Tapi, kalo tuk-tuk dan taksi yaudahlah yaaaa~ secara udah tau apa-apa disini mahal, so you do the math! Nah, jadinya satu-satunya harapan tinggal bus umum. Tapi itulah masalahnya. Bus umum disini rutenya cuma sedikit: dari sekitar area Pantai Phuket (nah, biasanya orang-orang nginepnya disekitar sini, karena penginapan/hostel/hotel banyak disini) ke Phuket Old Town, terus dari Phuket Old Town ke Terminal Bus Phuket (Terminal 1) dan dari Terminal Bus Phuket (Terminal 1) ke Terminal Bus Phuket Antar Kota (Terminal Bus 2). Dan yang paling bikin KZL! ialah bus umum jam 6 sore udah gak ada. Jadi, tau kan gimana rasanya harus ngeluarin lima ratus baht naik tuk-tuk dari Phuket Old Town ke sekitaran area Pantai Phuket karena ketinggalan bus terakhir ?! YASALAM!


6. SEMUANYA SERBA TOUR. 

Tujuan utama orang-orang banyak ke Phuket pada dasarnya adalah untuk menikmati pulau-pulau disekitarnya yang indah macam di film The Beach, misalnya Phi Phi Island atau James Bond Island yang terkenal itu. Tapi akses untuk menuju pulau-pulau itu lumayan susah kalo untuk ditempuh seorang diri. Makanya di Phuket bertebaran agen perjalanan yang menawarkan paket untuk menikmati keindahan pulau tersebut. Harganya sih bervariasi, tergantung budget kita. Cuma disarankan harus berhati-hati dalam memilih agen perjalanan, karena saking banyaknya, harus diperhatikan fasilitas apa yang kita dapat pada saat memilih jenis tour dan dibandingkan dengan agen perjalanan sejenis yang lain, ya supaya kita tidak dibodoh-bodohi. Coba cari atau baca di google mengenai review agen perjalanan yang dapat dipercaya, mungkin dapat membantu. Kalau saya, kemarin sempat ikut tour, namun karena cuaca yang kurang bersahabat akhirnya saya cancel. Jadi ujung-ujungnya cuma main ke Pantai Phuket –garis pantainya lumayan panjang, walaupun pantainya tergolong biasa aja (lagi-lagi karena mendung seharian jadi langitnya agak mendung gak ada biru-birunya acan) dan jalan-jalan ke Phuket Old Town yang sungguhlah bangunannya penuh warna dan berkunjung ke Wat Putta Mongkon yang ciamik itu.





  





  


Jadi kalo ada yang nanya, “Masih mau ke Phuket lagi?” jawabannya tentu saja tidak. Open-mouthed smile Mungkin akan kembali, tapi hanya untuk Phi Phi Island atau James Bond Island, karena kemaren belum jadi kesana!

No comments:

DRIVO JANSEN © 2014