Sunday, October 9

Hadiah Sebuah Percakapan

Sunday, October 9
TUHAN sudah bergabung dalam percakapan.
@AnakBaik : BUZZ!
TUHAN sedang mengetik pesan.
@AnakBaik : BUZZ!
@TUHAN : Sabar sedikit, anak muda. Tak bisakah kau lihat tanda pemberitahuan di atas bahwa aku sedang mengetik?
@AnakBaik : Maaf, TUHAN. Tapi aku sedang terburu-buru, ingin segera mendapat jawaban dari-Mu.
Hampir 15 menit @TUHAN tidak membalas sejak percakapan terakhir. Dan aku mulai gusar, hanya bisa memandangi layar.
@TUHAN sedang mengetik pesan.
Akhirnya DIA muncul juga, pikirku.
@TUHAN : Ada berapa jumlah penduduk di muka bumi ini?

SIAL, pikirku dalam hati. Tapi aku sedang tak ingin berbasa-basi. Aku menggeleng.
@AnakBaik : Aku kurang tahu. Sekitar enam miliar mungkin?
Bukannya menjawab pertanyaan-NYA, aku malah balik bertanya.
@TUHAN : [mengirimkan emoticon senyum sambil menggeleng]
BAH! TUHAN punya selera humor juga, pikirku lagi.
@TUHAN : Kita anggap saja jawabanmu benar, enam miliar penduduk bumi. Anggap saja mereka punya satu permintaan, maka ada berapa jumlah permintaan yang masuk ke kontak percakapan-KU?
Aku mulai berpikir.
@TUHAN : Tapi bukankah manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas? Tidak mungkin hanya satu permintaan mereka, betul?
Aku mulai menggangguk setuju.
@TUHAN : Bisa kau bayangkan permintaan mereka dalam sehari? Sejam? Semenit? Berapa banyaknya, kau yang menghitung.
@AnakBaik : [mengirimkan emoticon bendera putih]
@TUHAN : Maka itu, tenang saja. Tugasmu hanyalah menunggu. Tak perlu kau paksa Aku dengan BUZZ! berkali-kali. Aku tak akan lupa tiap detil permintaanmu. Semuanya tersimpan dalam History-Record percakapan kita.
Aku tetiba malu.
@TUHAN : Aku punya hadiah untukmu. Yang sudah kau tunggu-tunggu. Namanya @GadisManis. Aku sudah mempersiapkan kesempatan agar kau bisa mendekatinya. Ini kan permintaanmu?
@AnakBaik : [mengirimkan emoticon senyum dengan pipi merah] Maaf, TuUHAN, kalau mungkin selama ini aku bertindak kurang sabar.
@TUHAN : [mengirimkan emoticon senyum] Ingat, Aku pasti menjawab segala permintaan kamu. Entah itu dengan jawaban 'YA', 'TIDAK' ataupun 'MENUNGGU', tapi satu yang pasti, Aku pasti akan menjawab.
Nama itu memang permintaanku. Namun, percakapan ini adalah hadiah sesungguhnya.
Tak sanggup lagi jemari ini untuk mengetikkan tombol-tombol di keyboard. Dan aku hanya bisa membalas percakapan terakhir dengan TUHAN lewat air mata.

No comments:

DRIVO JANSEN © 2014