Sunday, May 30

Bermain Bersama Matahari : Awal Mula

Sunday, May 30

Senyum matahari pagi ini tampak cerah. Wajahnya merekah. Seolah-olah sedang merayuku, mengajak untuk bermain. Kupandangi lagi wajahnya.
'Ayo, siapa takut?' aku berbisik dalam hati sambil mengedipkan mata.
Dia membalas dengan belaian lembut sinarnya. Jadilah pagi ini kami bermain bersama.
'Lihat,siapa yg menemani ku bermain pagi ini' sombongku pd yg lain, sambil menggandeng matahari.
Menyenangkan juga ternyata bermain bersama matahari.
Sebaiknya kalian mencoba. Tapi aku tidak tahu apakah dia mau merayu kalian atau tidak?
Lalu kami mulai ngobrol tentang pelangi. Kemana saja dia pergi?
Ternyata dia juga sedang merayu hujan untuk menjodohkannya dengan matahari.
'Apakah kau juga suka dengan perjodohan ini?' tanyaku pada matahari. 'Kalian tampak cocok!' tambahku.
Matahari hanya diam. Tersipu malu.
'Lalu apa masalahnya sekarang?' aku kembali bertanya. 'Hujan!' jawab matahari.
'Ada apa dgn hujan?'. 'Dia yg menjadi penghalang kami'.
Aku tersentak kaget. 'Apakah ini cinta segitiga?' aku berpikir dalam hati.
'Hujan yang jarang turun membuat kami jarang bertemu, padahal aku sangat rindu pada pelangi' matahari tampak sedih.
Aku jadi iba. Lalu aku dapat ide,
'Mulai besok aku akan berdoa pada Tuhan'. Matahari tampak bingung, 'untuk apa?'. 'Supaya hujan sering turun?' jawabku.
Mengingat hujan yg akan sering turun dan bertemu sang pelangi, matahari kembali senyum.
'Tuhan,jgn pudarkan senyumnya' doaku dlm hati.
DRIVO JANSEN © 2014