Sunday, May 30

Tentang Rindu

Sunday, May 30

Bulan masih terlihat walaupun sekarang sudah dibilang pagi. Dan mata dengan jelas masih melihat.

Malam makin larut. Perasaan makit carut marut. Disebabkan oleh rindu yang ingin dirajut.

Bagaimana merajut rindu?Tanya saja pada dia, bidadari bersuara syahdu.
Menengadah ke atas langit malam, siap memadu.

Walau jarak jauh, aku bisa mencium peluh. Dari jiwa yang letih menunggu selalu. Ya, selalu menunggu kamu.

Jangan pedulikan waktu, karena dia akan berlalu. Percaya saja padaku. Karena akan kubuat cinta kita bersatu. Aku dan kamu.

Kapal kita tak akan karam. Peduli setan orang berkata haram. Walau badai ombak terlihat suram, tapi akan berlabuh di kota tak ada muram.

Jangan kau percaya hatiku. Pegang saja kata-kataku. Karena aku lebih setia pada kata. Dan kau juga harus setia padaku.

Jangan percaya pada lagu rindu setengah mati itu. Palsu. Masih sempatkah dia rindu padahal jiwanya tinggal setengah? Semacam absurd?

Rindu itu realistik. Aku sadar dan jiwaku terkumpul ketika rindu melanda. Dia nyata. Dia itu kamu.

AKU RINDU KAMU seperti Khafilah menemukan oase, takut untuk meninggalkannya ketika sudah ditemukan.

Terlalu lelah mencari Aku hanya berharap Tuhan bisa membaca, sehingga Dia tahu isi tulisan barusan dan mempertemukan kita di alam lain bernama mimpi.

Wanitaku, bersiaplah. Pakai senyum sebagai gaun terbaik dan biarkan kasih jd wewangianmu sekarang ini.

Aku akan menjemputmu. Sebentar lagi.

Waktu, berkompromi lah sebentar. Hentikan sejenak langkahmu. Biarkan kami merasakan indahnya bercinta di alam mimpi.

Hanya. Aku. Dan. Dia.

Baiklah, Selamat malam, jagat raya. Selamat malam juga, kepada kamu. Aku siap untuk bermimpi dan bercinta.



DRIVO JANSEN © 2014