Friday, June 4

Bermain Bersama Matahari: Tentang Bertumbuh. Tentang Kami

Friday, June 4
04 Juni, 09:51 Pagi.

Hari ini aku ingin mengunjungi matahari. Lama tak berjumpa dengannya. Selama aku tak bergurau dengan teman-teman lamaku juga.

Kuikat tali sepatuku.

Amplop berisi alamat rumahnya sudah kumasukkan ke dalam saku.

Sepeda sudah siap untuk kukayuh.

'Matahari,' teriakku kencang sambil menengadah ke atas. Memandang wajahnya. Senyumku lebar.

'Senang sekali kau hari ini?' tanyanya. 'Bukankah hari ini jumat?' ocehku lagi.

'Hari jumat? Apa yg spesial? Aku tetap bekerja menyinari kalian' jawab matahari sambil tersenyum. 'Aku tahu kau senang bukan krn hari ini jumat?' tanya matahari memancing.

'HAH?' sekarang gantian wajahku yang bingung. 'Tau dari mana kau?'.

'Baiklah, semalam aku bertemu teman lamaku' aku jelas mulai terpancing utk cerita.

SIAL! Dia tahu caranya bagaimana agar aku mau bercerita. Matahari diam mendengarkan.

Kusandarkan sepeda ke pohon mahoni. Dari situ aku bisa melihat ombak kejar-kejaran sementara angin ganti menyapa.

'Kami bicara banyak. Tentang mimpi dan kehidupan' aku mulai cerita. 'Tapi ada hal yang membuat aku takjub'. Matahari penasaran,'Apa itu?'.

'Betapa pikiran kami sudah berbeda' jawabku.

'Canda tawa keluar keras ditengah masalah yg mungkin kami hadapi.Ketika terjebak ditengah hal yg bernama mimpi dan hal absurd semacam itu'.'

'Tahukah kau perbedaan ulat dan kupu-kupu? Atau Benih dan pohon mahoni yg besar itu?' Matahari mulai mengambil alih pembicaraan.

Aku menggeleng. 'Ulat adalah awal mula kupu-kupu. Begitu pula benih dan pohon mahoni itu' aku mencoba menjawab.'Betul' jawab matahari.

'Tapi jawaban sebenarnya hanya terdiri dari dua kata. BERTUMBUH dan BERKEMBANG!'.

'Ulat yg kecil bertumbuh dan berkembang jadi kupu-kupu yg indah dan benih jadi pohon mahoni, yg mampu menyerap racun untuk kalian manusia'.

'Begitu pun dengan kalian. Kau dan temanmu sedang dalam proses itu. BERTUMBUH dan BERKEMBANG! Jadi apa kalian nanti? Hanya kalian yg tahu!'.

'Pesanku hanya satu. NIKMATI SETIAP INCHI PERTUMBUHAN itu!' matahari menutup 'kuliah umumnya'.

Aku hanya diam tertegun mendengar 'kuliah umum' tentang kehidupan dari matahari.

Aku merasakan pertumbuhan itu. Bukan cuma aku, tapi kami.

'Oh iya, matahari! Ada satu lagi' sahutku.

'YA. Ada yang ingin kau tanyakan?' tanya matahari. Aku menggeleng. Matahari bingung.

'Titipkan salam untuk Si Langit. Bilang dari @TheNainggolan. Maukah kau?' aku teringat pesannya semalam.

Matahari mengangguk setuju.

Kami tertawa bersama. Dan untuk yang pertama kalinya di minggu ini, kami melempar hi-five dari jarak jauh. SUNGGUH MENYENANGKAN!
DRIVO JANSEN © 2014