Monday, June 14

Bermain Bersama Matahari: Tentang Menjadi Dewasa, Bukan Menjadi Tua.

Monday, June 14


07 Juni 2010, 17:07:29 Sore.

Kubangun dari kasur. Kuambil sepeda, mulai kukayuh dengan teratur.

Tidak, Aku tidak sedang mendengkur.

Menikung awan, melewati bulan. Bertegur sapa dengan bintang, dengan riang. Menemui matahari di bumi seberang.

'Matahari!' panggilku ketika bertemu dengannya.

'Maaf menggagumu, selagi kau bekerja. Berapa umurmu sekarang?' aku menyambar.

'Tenang anak muda, bernafaslah dulu!' jawab matahari. Dia menyuruh angin bertiup. LEGANYA! Pikirku.

'Jadi kau kesini buru-buru, hanya mau tahu berapa umurku?' tanya matahari sambil menggeleng. Aku menggangguk.

'Kalaupun kuberitahu, angkanya tak akan muat di mesin penghitung milik kalian manusia!' jawab matahari lagi. 'Oh ya?' sekarang aku bingung.

'Aku sekarang, 21tahun! Apakah aku sudah bisa dibilang dewasa?' aku memberanikan diri bertanya.

'Dewasa atau tidaknya bukan berpusat pada angka yang menempel di umurmu, anak muda!' jawab matahari. Kubiarkan dia yang mengambil alih.

'Tapi apakah otak dan hatimu mampu berjalan beringingan? Menembus waktu diantara dimensi kehidupan!'.

'Lalu berapa angka yang harus menempel pada diri seseorang, bilakah ia menjadi dewasa?' tanyaku lagi.

'Ingat anak muda, tua itu menjadi pasti, tapi dewasa adalah pilihan! Jangan kau tanya aku. Hanya kau yg bisa menjawab!'.

Aku selalu puas pada jawaban matahari. Kuambil sepedaku. Bersiap kukayuh, ketika matahari bertanya,' Mau kemana kau?'.

'Aku mau kembali ke peraduan. Menutup mata, dan menjadi dewasa ketika besok pagi kubuka mata!' jawabku tertawa lebar.

Aku siap menjadi dewasa.
DRIVO JANSEN © 2014